Selasa, 25 Juli 2017

Mangaka Legendaris





Fujiko F. Fujio, Mangaka di Balik Komik Doraemon


  • Sobat pecinta komik, kamu pastinya mengenal manga doraemon. Di dunia komik anak-anak, karya yang satu ini sangat terkenal terutama bagi mereka yang rutin menonton serial animenya di TV sejak tahun 1990an. Namun tidak banyak yang tahu bagaimana nama pena Fujiko F. Fujio bisa diperoleh dan siapa nama aslinya. Bagaimana sejarahnya? Berikut ulasan tentang Fujiko F. Fujio untuk menemani harimu.
    Fujiko Fujio adalah nama pena dari dua mangaka Jepang yaitu Fujimoto Hiroshi dan Abiko Motoo. Mereka melakukan kerja duet sebagai mangaka sekitar tahun 1951 dan mulai menggunakan nama Fujiko Fujio sejak tahun 1954 hingga tahun 1987. Salah satu manga kolaborasi mereka adalah Obake no Q-taro (Little Ghost Q-taro), menceritakan tentang sesosok hantu lucu yang tinggal bersama keluarga Ohara. Obake no Q-taro kemudian menjadi proyek pribadi Fujiko F. Fujio sejak tahun 1971.
    Obake no Q-taro adalah Manga Mirip Doraemon
    Duo Fujiko Fujiko dan Obake no Q-taro (favera.ru)
    Pada tahun 1987 mereka memutuskan untuk bekerja masing-masing pada genre yang berbeda, Fujimoto Hiroshi memilih genre anak-anak sedangkan Abiko Motoo memilih genre komedi dewasa. Sejak saat itu Fujimoto Hiroshi memakai nama pena Fujiko F. Fujio sedangkan Abiko Motoo memakai nama pena Fujiko Fujio A. Doraemon adalah manga karya Fujiko F. Fujio, sedangkan salah satu karya Fujiko Fujio A yang terkenal adalah Ninja Hattori. Kamu akan menemukan kemiripan karakter dan cerita dalam kedua manga tersebut.
    Kelahiran Doraemon
    Manga Doraemon lahir pada Desember 1969 dan diterbitkan di 6 majalah lokal sekaligus. Majalah-majalah itu adalah Yoiko (anak baik), Yƍchien (taman kanak-kanak), Shogaku Ichinensei (kelas 1 SD), dan Shogaku Yonnensei (kelas 4 SD). Kemudian sejak 1973, di majalah Shogaku Gogensei (kelas 5 SD) dan Shogaku Rokunensei (kelas 6 SD). Hebatnya, cerita dalam keenam majalah tersebut berbeda-beda, sehingga Fujiko F. Fujio harus membuat enam cerita berbeda setiap terbitannya.
    Fujiko F. Fujio, Mangaka Komik Doraemon
    Fujimoto Hiroshi dan Koleksi Doraemon (japanesestation.com)
    Sejarah kelahiran Doraemon dimulai pada November 1969, ketika majalah tempat Fujiko F. Fujio bekerja, Yoiko (anak baik), mengumumkan sebelum Doraemon dirilis bahwa akan menerbitkan komik baru karya Fujiko F. Fujio. Padahal Fujiko F. Fujio saat itu belum menemukan ide mau membuat komik seperti apa. Mangaka yang menikah pada usia 28 tahun (1962) tersebut kemudian berjalan-jalan di taman untuk mencari ide. Ide tersebut baru muncul ketika ia teringat kepada seekor kucing liar yang pernah bersahabat dengannya. Tapi ide itu belum sempurna, sehingga akhirnya dia tertidur saat bermalas-malasan di sofa. Saat bangun ia terkejut dan tersandung mainan, tapi justru di sana ia mendapatkan ide selanjutnya. Ide itu adalah tentang anak laki-laki pemalas, mainan dan kucing. Ketiga kombinasi ide tersebut kemudian dia terjemahkan menjadi anak laki-laki pemalas yang didatangi robot kucing dari masa depan, di mana robot tersebut bisa mengeluarkan benda-benda ajaib dari kantong di perutnya.
    Baling-baling Bambu dalam Komik Doraemon
    Doraemon dkk Menggunakan Baling-baling Bambu (hdwallpaperscool.com)
    Karya Lain Fujiko F. Fujio
    Selain Doraemon, Fujiko F. Fujio telah membuat sekitar 26 komik/manga. Di antara karya-karya Fujiko F. Fujio tersebut misalnya Perman (dibuat tahun 1967 – 1968 dan 1983 – 1986, di Indonesia serial animenya berjudul P-Man), Bakeru-kun (1976), Memories of the Future (1991), Esper Mami (1977 – 1982) dan masih banyak lagi.
    Doraemon dan Perman adalah Karya Mangaka Fujiko F. Fujio
    Nobita dan Doraemon Bertemu P-Man (perman.wikia.com)
    Kamu juga bisa sesukses Fujiko F. Fujio dengan mencontoh kegigihannya untuk menjadi mangaka. Kondisi morat-marit negara Jepang setelah perang dunia ke-2, yang sempat dialaminya, tidak menyurutkan langkahnya sedikit pun. Langkah Fujimoto Hiroshi dalam meniti karir juga tidaklah mulus, ia pernah bekerja di pabrik konveksi dan mengalami kecelakaan kerja saat tangannya masuk ke mesin. Bagaimanapun ia tidak menyerah dan terus mendedikasikan karya-karyanya untuk dapat dinikmati anak-anak, hingga sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika anda ingin berkomentar, namun tolong gunakan bahsa yang sopan.